Total Tayangan Halaman

Selasa, 20 Maret 2012

..::KETIKA ULAT BERTASBIH::..

Pada suatu ketika tatkala Nabi Daud AS sedang duduk dalam Suraunya sambil membaca kitab Az Zabur, tiba-tiba ia terpandang pada seekor ulat merah pada debu. Ulat tersebut tampak kecil tak bertenaga tengah melintas di depan Nabi Daud As. Lalu sang Nabi berkata pada dirinya, “ Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini”? batinnya kala itu.

Namun baru saja Nabi Daud selesai berkata dalam hati, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu berkata yang dimengerti oleh manusia.

“Wahai Nabi Allah, Allah SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk bertasbih membaca “ Subhanallah walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar” kata ulat merah itu. Nabi Daud terperangah dengan ucapan ulat merah yang semula dianggapnya tak berdaya tersebut.

“seberapa banyak engkau bertasbih kepada allah setiap harinya” ujar Nabi Daud AS.

“Ketahuilah setiap hari sebanyak 1000 kali” timpal sang ulat.

Nabi Daud semakin dibuat penasaran dengan amalan yang dilakukan oleh makhluk Allah yang kecil itu, maka iapun berusaha mengorek amalan apa saja yang dilakukan oleh ulat merah.

“lalu apalagi yang engkau lakukan, beritahukan kepadaku agar aku bias mengambil hikmahnya” Ucap Nabi Daud.

“Pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allahumma shalli ‘ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallim, sebanyak 1000 kali’” papar sang ulat dan kemudian balik bertanya “Wahai Nabiyullah,apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu? Sesungguhnya engkau memiliki kesempatan yang lebih banyak dariku”, Tanya si ulat itu.

Nabi Daud terdiam tak bisa berbuat apa-apa untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ulat merah, Ia merasa tidak ada amalan yang bisa dibanggakannya dan mengalahkan amalan dari ulat tersebut.
Ada perasaan bersalah dalam dirinya karena berlaku sombong telah menganggap ulat sebagai makhluk yang lemah.
Akhirnya Nabi Daud bertaubat dan memohon ampunan dari Allah SWT.

“Yaa Allah, sesungguhnya aku telah berbuat hina, ampunilah semua dosa dan kesombongan ini” ucapnya penuh sesal.

Semogakisah Nabi ini dapat memberikan kita pelajaran agar selalu menghargai semua mahkhuk Allah, lebih-lebih antar sesama manusia tanpa melihat kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya, karena Allahlah yang menilai dan dimata Allah hanya ketakwaannyalah yang membedakan dengan yang lain.
Wallahu a’lam…..

 Disadur dari Majalah Hikmah Edisi Minggu I-II Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar